Ekspor merupakan salah satu cara efektif bagi pebisnis untuk memperluas pasar dan meningkatkan keuntungan. Namun, banyak pelaku usaha pemula yang tergesa-gesa ingin mencoba pasar internasional tanpa persiapan matang. Akibatnya, mereka sering melakukan kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari jika lebih teliti. Kami akan membahas kesalahan umum dalam ekspor yang wajib diwaspadai agar perjalanan bisnis Anda lebih lancar.
Berikut Kesalahan Umum dalam Ekspor yang Harus Dihindari

1. Tidak Melakukan Riset Pasar Internasional
Salah satu kesalahan umum dalam ekspor pebisnis pemula adalah langsung menjual produk ke luar negeri tanpa memahami pasar tujuan. Setiap negara memiliki preferensi, kebutuhan, hingga regulasi yang berbeda. Misalnya, produk makanan yang populer di Indonesia belum tentu diterima di Eropa karena faktor rasa, standar keamanan, atau label halal.
Tips menghindari:
- Lakukan riset pasar sederhana melalui laporan perdagangan, data ekspor-impor, atau platform e-commerce internasional.
- Kenali siapa target konsumen Anda dan apa kebutuhan mereka.
- Pelajari tren di negara tujuan agar produk tidak salah sasaran.
2. Mengabaikan Standar dan Regulasi Negara Tujuan
Banyak pebisnis pemula yang berpikir standar produk dalam negeri cukup untuk diekspor. Padahal, setiap negara memiliki aturan yang ketat mengenai kualitas, label, sertifikasi, hingga keamanan produk. Jika tidak dipenuhi, barang bisa ditolak di pelabuhan tujuan.
Contoh: Produk kosmetik membutuhkan izin BPOM di Indonesia, namun untuk diekspor ke Uni Eropa harus memenuhi standar EU Cosmetics Regulation. Begitu pula dengan produk makanan yang membutuhkan sertifikat halal atau uji laboratorium tertentu.
Tips menghindari:
- Cek regulasi resmi melalui kedutaan besar atau situs pemerintah negara tujuan.
- Pastikan produk sudah memiliki dokumen legal yang dibutuhkan seperti sertifikat halal, SNI, atau standar ISO.
3. Salah Menentukan Harga Ekspor
Kesalahan umum dalam ekspor lainnya adalah tidak memperhitungkan biaya tambahan dalam ekspor. Banyak pebisnis hanya menghitung harga produksi dan margin keuntungan, tanpa memperhatikan biaya pengiriman, pajak, bea cukai, asuransi, hingga fluktuasi kurs. Akibatnya, harga menjadi terlalu mahal di pasar tujuan atau malah merugikan eksportir.
Tips menghindari:
- Gunakan metode penetapan harga ekspor seperti FOB (Free on Board) atau CIF (Cost, Insurance, and Freight).
- Konsultasikan dengan freight forwarder untuk memahami biaya logistik secara detail.
- Hitung kurs mata uang dengan cadangan margin agar tidak rugi.
4. Dokumen Ekspor Tidak Lengkap
Administrasi sering menjadi kendala utama bagi pebisnis pemula. Banyak pengiriman tertunda karena dokumen seperti invoice, packing list, bill of lading, atau sertifikat asal (COO) tidak lengkap. Kesalahan kecil seperti salah ketik atau data yang tidak sesuai juga bisa menyebabkan kerugian besar.
Tips menghindari:
- Buat checklist dokumen ekspor sebelum pengiriman.
- Gunakan jasa konsultan ekspor atau export-import specialist untuk memastikan kelengkapan dokumen.
- Manfaatkan teknologi digital untuk menyimpan dan memvalidasi dokumen dengan lebih mudah.
5. Tidak Memiliki Strategi Distribusi yang Jelas
Ekspor bukan hanya mengirim barang ke luar negeri, tetapi juga memastikan produk sampai ke tangan konsumen dengan baik. Banyak pebisnis pemula yang menyerahkan semuanya kepada pembeli tanpa strategi distribusi yang jelas. Hal ini berisiko produk tertahan di gudang, biaya membengkak, atau barang rusak.
Tips menghindari:
- Tentukan model distribusi sejak awal, apakah melalui distributor lokal, reseller, atau langsung ke konsumen.
- Jalin komunikasi rutin dengan mitra di negara tujuan.
- Gunakan sistem pelacakan pengiriman untuk memantau posisi barang.
6. Kurang Memahami Sistem Pembayaran Internasional
Masalah pembayaran sering muncul karena kurangnya pemahaman tentang sistem keuangan global. Ada pebisnis yang hanya mengandalkan transfer bank biasa tanpa memperhatikan keamanan transaksi. Padahal, risiko penipuan cukup tinggi jika tidak menggunakan instrumen yang tepat.
Tips menghindari:
- Gunakan metode pembayaran yang aman seperti Letter of Credit (L/C) atau escrow.
- Pastikan kontrak jual beli memuat syarat pembayaran yang jelas.
- Jangan tergiur dengan pembeli baru yang meminta pembayaran setelah barang diterima tanpa jaminan.
7. Tidak Membangun Hubungan dengan Mitra Bisnis

Ekspor bukan hanya soal transaksi, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang dengan mitra luar negeri. Sayangnya, banyak pebisnis pemula hanya fokus pada penjualan pertama tanpa menjaga komunikasi. Akibatnya, peluang kerjasama berkelanjutan pun hilang.
Tips menghindari:
- Jaga komunikasi rutin dengan mitra melalui email, WhatsApp, atau video call.
- Tunjukkan komitmen dalam kualitas dan pelayanan.
- Bangun kepercayaan dengan memberikan pelayanan purna jual yang baik.
Memulai bisnis ekspor memang menantang, apalagi bagi pebisnis pemula. Namun, dengan persiapan yang matang dan menghindari kesalahan umum dalam ekspor di atas, peluang sukses akan lebih besar. Ingatlah bahwa ekspor bukan hanya soal menjual produk, tetapi juga memahami regulasi, budaya, dan kebutuhan pasar internasional. Dengan strategi yang tepat, produk lokal Indonesia bisa bersaing di pasar global dan membawa manfaat besar bagi pelaku usaha maupun perekonomian bangsa.
Jika Anda tertarik untuk mengakses informasi lebih lanjut mengenai kursus ekspor online, Anda bisa mengaksesnya di website official www.kursuseksporonline,id . Anda juga bisa klik link WhatsApp 0811201823 (Dara) untuk terhubung langsung dengan tim Skillbridge
”Kursus Pelatihan Kelas Belajar Ekspor Online.
Yuk daftar kursus ekspor di link ini https://tribelio.page/kelasekspor via WA 0811 201 823 (Dara). Pasti bisa ekspor”